Wednesday, February 09, 2011

RAHASIA KOPI PAPUA ...


Saat menghadiri Obsat (Obrolan Langsat) beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan @jeannyferrari, teman lama yang belakangan ini menaruh minat di bidang kopi. Ternyata, suami Jeanny, Edry Siswandi, sedang merintis memasarkan kopi Papua di Indonesia. Berikut adalah hasil obrolan saya dengan Jeanny... enjoy reading!




Darimana asal kopi tersebut?
Kopi diambil dari perkebunan di Pegunungan Tengah Papua, sekitar Nabire.

Brand Kopi Papua ini bernama Sombar. Artinya?
Edry yang memberikan nama Sombar, artinya tempat berteduh (shading). Biasanya teman-teman di Indonesia Timur menyebut berteduh dengan kata ‘Sombar’. Pohon kopi arabika butuh shading, biasanya yang dipakai untuk shading adalah pohon lamtorogung (pete cina) utk peneduh dan mengurangi hembusan angin (wind breaker).

Filosofi di balik pengambilan nama Sombar, kita ingin brand ini menjadi peneduh & pelindung untuk semua kopi arabika Indonesia. Tanpa ada Sombar, kopi Arabika Indonesia menjadi kurang greget hehe..

Apakah kopi ini dianggap sebagai sesuatu yang baru?
Perkebunan kopi ini sebenarnya sudah ada sejak1937, dibawa oleh misionaris.
Kopi tersebut tidak ada yang memasarkan, hingga 2009, saat Edry di Nabire mulai berkenalan dengan kopi nikmat ini. Sebelumnya, hanya diminum oleh penduduk Nabire aja.

Apa yang membuat kalian tertarik dengan penjualan kopi ini?
Awalnya ketika Edry bekerja di Aceh tahun 2007, ia sempat jalan ke Gayo. Disana ia melihat kopi Gayo industrinya maju, ekspor besar karena diminati dunia. Dari situ Edry mulai belajar tentang kopi, dan kemudian melihat bahwa kopi Indonesia banyak yang bagus dan dinikmati penduduk dunia. Sayangnya produksi kopi Indonesia rendah sekali dibandingkan dengan potensi yang ada. Inilah yang membuat Edry tertarik untuk terjun ke bisnis kopi, selain ia juga penggemar kopi.

Pada saat bekerja di Nabire, Edry berkenalan dengan kopi Pegunungan Tengah ini. Melihat pemasarannya terbatas sekali karena sulitnya transportasi, ia tertarik untuk mengembangkan penjualan. Latar belakang pengalaman Edry memang di bidang marketing & sales.

Dicoba tes produk, market study di Jakarta ternyata banyak yang senang dengan kopi ini, sambutannya bagus. Semakin semangatlah kita buat mengembangkan kopi ini.

Apa keunggulan kopi Papua?
Kopi ini organik, walaupun tidak didaftarkan untuk certified, tetapi kami sudah melihat sendiri perkebunannya yang memang masih sangat tradisional. Selain itu dari segi aroma & taste, kopi ini memiliki keunikan yang membedakan kopi Sombar Nabire dengan kopi Indonesia lain. Kopi ini sudah di-cupping juga oleh Q gradder dengan hasil yang sangat baik.

Bagaimana cara penyajiannya yang pas?
Tergantung selera. Bisa ditubruk biasa, french press, pour over, syphon, coffee maker, atau moka pot.

Apa langkah kedepan dalam mengembangkan bisnis ini?
Meningkatkan kualitas, menerapkan lebih banyak ilmu tentang roasting agar rasa & aromanya lebih mantap. Kedua, meningkatkan varian Sombar, bukan hanya dari Papua tetapi juga dari daerah-daerah lain yang kopinya enak namun kesulitan penetrasi di pasar. Kami juga ingin bisa melakukan kampanye, agar lebih banyak masyarakat Indonesia yang paham bahwa kopi nasional itu lebih bagus dari kopi impor. Kami ingin melakukan penetrasi pasar di dalam negeri (retail & cafe), tentunya juga ingin ekspor.

Bagaimana prospek bisnis kopi Sombar?
Peluang terbuka lebar, karena keunikan aroma dan citarasanya. Penyuka kopi Papua berkembang mengingat pencinta kopi sekarang bukan hanya usia mapan, tapi usia muda juga mulai banyak yang sudah menghargai kopi lokal. Untuk pasar Indonesia, peluangnya masih sangat banyak.

Dukungan apa yang dibutuhkan dari para pecinta kopi?
Kami sangat berterima kasih apabila menerima kritik membangun dan membantu memperkenalkan/rekomendasi ke orang lain (word of mouth).

Apa harapan terhadap kopi ini?
Kalau kopi ini berkembang, harapan idealisnya bisa membantu petani nasional, menciptakan lapangan kerja, sehingga para petani yang di daerah tertinggal juga bisa terbantu pendapatannya, tidak tergantung dari bantuan pemerintah.

Apakah ada pihak lain yang memasarkan kopi ini ke Jakarta?
Tidak ada, sejauh ini hanya kami.

Di kota mana saja kopi ini dipasarkan?
So far baru ada di Jakarta & Nabire. Saat ini masih dalam tahap market study, direncanakan dalam waktu dekat saluran distribusinya akan lebih banyak.

Berapa harga kopi ini?
Untuk ritel kemungkinan di sekitar harga Rp 60,000-an per pack 200 gram.

OK Jeanny dan Edry, sukses ya buat bisnis kopi Papuanya! (Pssst... saya sudah nyoba loh kopi ini... rasanya muantabzzz!!!)

(*written by Vera Makki* - http://kopiluwakstory.blogspot.com/)