Sunday, September 20, 2009

Another Great Coffee in Makassar

Namanya warung kopi Hai Hong. Jangan membayangkan warung ini terletak di lokasi strategis. Enggak banget, justru saya menemukannya saat potong jalan dari warung kopi Phoenam menuju hotel di Losari. Warung ini terletak di gang jalan sempit.

Saat melewati warung ini, saya langsung tertarik dengan eksteriornya yang dutch style. Tempo doeloe banget! Pemilihan cat temboknya juga keren, orange. Di dalamnya, warung dibagi ke dalam dua bagian, bagian pertama menjual berbagai snack khas Makassar, di bagian kedua, terdapat beberapa meja bundar untuk minum kopi. Dibanding Phoenam, tempat ini lebih enak buat nongkrong berjam-jam. Tidak ada AC, namun uniknya, tempat ini adem dan sangat nyaman, apalagi hanya diberi kipas di atasnya.

Saya pun diberitahu gadis yang berjualan (pd banget ya saya bilang gadis???), bahwa pemiliknya sedang berada di situ (ia pun menunjuk seseorang yang konon adalah pemilik warung Hai Hong). Bapak ini pun berjalan ke arah saya, muka lempeng, sepertinya keturunan Chinese, dan hanya menggunakan kaos oblong putih + celana pendek hitam + sendal jepit. Saat saya tersenyum padanya, teman-teman si bapak yang sedang asyik ngopi pun langsung menggoda sang bapak 'Ini nih yang punya toko, foto dong dia-nya'. Bapaknya pun malu-malu sambil menampik. Ternyata eh ternyata... gadis yang tadi iseng nunjuk2x pemilik toko itu adalah anaknya. Dan yang menyiapkan kopi saya adalah ibunya. Lucu juga ya... suasana akrab dan kehangatan di antara pemilik, keluarga dan pengunjung-pengunjungnya langsung bisa saya rasakan saat itu.
Nah akhirnya, sesuai permintaan teman-teman si bapak, keluar deh hasil jepretan foto ini. Coba cari... hayooo, mana yang pemilik warkop tersebut? :)
Oh btw, akhirnya saya pun memesan kopi susu dingin. Sekedar ingin membandingkan dengan Phoenam. Rasanya sedikit berbeda dengan Phoenam, yang pasti dua-duanya enak. Dan yang pastinya juga, kopi dingin ini rasanya gak kalah dengan ice coffee yang dijual di mal-mal Jakarta. Bedanya, kopi ini terasa unik khas Sulawesi dan ada sedikit rasa vanila yang membuat kopi ini lebih harum dan rasanya sedikit manis.

Ngomong-ngomong, ada cerita kocak juga nih. Karena sore harus mengejar pesawat kembali ke Jakarta, kopi yang saya pesan tersebut pun dengan terpaksa tidak bisa dinikmati 'on the spot', tetapi harus saya bawa pulang. Nah, forget about a proper cup, lid and straw - kopi ku itu, dibawanya bener2x kayak jaman SD dulu - minuman dimasukkan ke kantong plastik, diiket pake karet gelang dimana sedotannya bener2x terjepit keras, sehingga tidak bisa diminum dengan lancar. Hahaha...
Cita-cita: suatu hari bisa ke sana pagi atau sore. Spend 2-3 hours of reading books and enjoy his coffee. (*written by vera makki* - http://kopiluwakstory.blogspot.com/)







One Day in Makassar - Phoenam

Warung Kopi yang satu ini emang dahsyat! Phoenam coffee has spreaded its wing by opening new outlets at some areas including mal, but the ambiance remains different when we're going to its original place in a simple 'ruko' with just ordinary guests.

I went there in the morning, and at the moment I got out from my car, I could sensed strong coffee fragrant that increased my mood without any delays (Padahal masih di lapangan parkirnya bo!) Well, entering the store, there were couple of small tables and several guests who looked like having frequent breakfast meeting with close friends. Feels that the place was warm welcoming us.

My Makassar's cousin warned me to drink coffee with milk otherwise my heart will beat harder just in case am one of those people who are not really a friend of caffeine. Then I followed.
The moment I sip the coffee with milk, my God, it taste soooooo greatttt! Yes, it was very strong, but they could mix it with milk just right. My husband drank it with rare egg to boost energy. (can I say yuck!!! ????). Kali-kali aja pada mau nyoba.



One thing for sure is that, you need to have extra time when having this activity, and preferably in the morning. Paling enak 'nyeruput' kopi ini sedikit-sedikit sambil ngobrol. I don't know exactly the caffeine level of this coffee, but by experience, I can tell it's pretty strong in which you want to drink it slowly (plus, on the right moment, with the right companions.)


And hey, can't believe the price, it's only Rp.11rb. Worth it (*written by vera makki - http://kopiluwakstory.blogspot.com)