Saturday, March 31, 2012

Manfaat Kopi yang Sesungguhnya




Ada tiga hal yang dapat dinikmati dari secangkir kopi. Terlepas dari manfaat atau resiko yang telah bertahun-tahun ditelilti oleh pakar di seluruh dunia, yang akan saya paparkan justru kenikmatan non-ilmiah dari secangkir kopi.

Pertama tentu aromanya saat biji kopi ditumbuk, saat diseduh, dan saat di 'seruput'. Aroma ini bisa menumbuhkan semangat dan gairah dalam beraktivitas. Buat setiap orang, efeknya mungkin berbeda-beda, namun buat saya, aroma ini langsung berkolerasi dengan buku dan laptop. Ya, salah satu momen favorit saya adalah membaca buku sambil ngopi atau bekerja dengan secangkir kopi di sebelah saya. Momen ini yang membuat saya rindu saat di bulan puasa. Selain itu, aroma ini pula yang terkadang membuat saya hanya ingin diam menatap luar jendela dan menerbangkan pikiran saya ke mimpi terbesar yang mungkin belum pernah saya pikirkan sebelumnya. That's how powerful of the brewing coffee to my soul!

Kedua, bagi saya secangkir kopi dapat memberikan energi berbeda saat dikemas dalam cangkir yang berbeda-beda. Saya termasuk pengoleksi cangkir dan mug, mulai yang saya beli di pasar hingga di IKEA Singapore, bahkan koleksi flowery royal layaknya seorang bangsawan di Inggris. Haha... But it's true, I often try to indulge my self, make my day more special by choosing the right cup for my coffee. Saya bisa berjam-jam menikmati kopi sambil memutar-mutar dan mendokumentasikan cangkir berikut perangkatnya. Kenikmatan kopi memang bisa jauh lebih dirasakan apabila terjadi sinergi antara mood, rasa kopi, dan ... bentuk cangkir. Saat ke mal pun suami saya sering bilang saat kedua mata ini mulai melirik display cantik mug, "rak udah penuh, mau taro dimana lagi tuh cangkir?" hahaha... di kolong tempat tidur aja gimana, darl?

Nah speaking about husband, manfaat ketiga dari kopi adalah companionship. Seperti tagline pada blog pribadi saya http://cafemother.blogspot.com/ "everything can be settled over a cup of coffee... or tea". Bagi saya ketegangan dalam berdiskusi bisa diredam dengan ngopi bareng. Saat pacaran dulu, bahkan hingga kini, saya dan suami sering mengatasi kesalahpahaman dalam berkomunikasi sambil ngopi. Hasilnya obrolan lebih baik, karena saat ngopi kami berdua dalam kondisi rileks, nyaman, dan dengan demikian lebih terbuka akan perbedaan pendapat. Kopi juga merupakan sahabat saya saat nongkrong bareng teman-teman, bahkan dengan ayah dan ibu saya dimana keduanya penikmat kopi, well, termasuk kakak-kakak saya juga. I really enjoy sipping a coffee and laughing with my close ones. Priceless!

(written by Vera Makki http://kopiluwakstory.blogspot.com/ )